Pages - Menu

Sunday, December 25, 2011

Durian dan Lhoong

Kali ini musim durian. Tentu saja tak saya sia-siakan ajakan teman untuk makan durian langsung dari pohonnya. Fresh from the oven. Ini pengalaman yang akan mengesankan dan menggembirakan. Sudah terbayang di otak saya bagaimana dahsyatnya perjalanan ini.

Pukul 17.00 Wib kami bergegas menuju sasaran, yakni kebun durian. Kebun durian ini milik salah seorang Keuchik di Gampong Geuntet,Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar. Hanya sekitar 50 km dari kota Banda Aceh. Jika bermobil dengan kecepatan sedang, satu jam sudah berada di Lhoong.

Lhoong adalah daerah yang begitu eksotik. Lokasinya diapit oleh gunung dan lautan, sehingga penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani dan nelayan.  Lhoong juga memiliki air terjun yang cukup indah. Suhom namanya, airnya sejuk dan menyegarkan.

Barang siapa yang memiliki hobi hiking, memancing, berenang, berpetualang atau berkemah maka Lhoong adalah destinasi yang tepat. Anda akan dimanjakan dengan keindahan alamnya dan juga kearamahan penduduknya. Bukan tak mungkin Anda akan lupa pulang.

Kembali ke soal durian, Lhoong cukup terkenal dengan buah berkulit duri ini. Cita rasa durian Lhoong berbeda dengan cita rasa durian dari seantero Aceh. Pada musimnya Lhoong menjadi pusatnya durian dan ramai oleh transaksi jual beli durian.

Setelah istirahat dan makan, saya plus lima teman kemudian menuju kebun durian. Kami melewati sawah, kebun, sungai, dan hutan dalam gelapnya malam. Jalanya lebih banyak mendaki dari pada mendatar. Turunan hanya sesekali. Alhasil napas dan jantung saya berlomba dengan detak jarum jam. Beberapa kali saya sempat berhenti . 

Sesampai di gubuk saya sudah sangat kelelahan. Baju dan sweater saya telah basah oleh keringat. Saya istirahat sementara teman yang lain memunguti durian yang telah runtuh sebelum kami tiba. Ada sekitar 6 buah durian yang kemudian dibelah dan dinikmati. Kami memang tiba di penghujung musim.

Paginya kami menemukan sekitar 10 buah durian lagi. Kami segera membawanya pulang karena salah seorang teman akan bepergian jauh. Jalan pulang lebih mudah karena banyak turunan dan lebih terang. Energi tak terkuras. Kami pun lebih banyak bersantai. 

Hari ini kami kurang beruntung. Kelak, saat musin durian tiba tahun depan, dan bunganya mulai mekar, kami akan menyiapkan diri, fisik dan  --tentu saja-- perut untuk menyantapnya. Tunggu saja, Lhoong! 
 
Banda Aceh,  Desember 2011

4 comments:

  1. akan lebih sedap bila gambar gunung lautan pengapit, dan si air terjun suhom juga ikut disertakan disini bung fay...:)

    ReplyDelete
  2. Terimakasih atas masukannya. Akan dimasukkan dalam tulisan berikutnya.

    ReplyDelete
  3. Saya senang dengan gaya bahasa serta cara menarasikan informasi di sini.

    Salam

    Tabrani Yunis
    potret-online.com
    Majalah POTRET
    www.ccde.or.id

    ReplyDelete
  4. Wah, mantap.. Kayaknya akan banyak yg pensaran dengan Lhoong, durian dan air terjunnya. Akan baik kalo kiranya beberapa informasi kecil ikut ditambahkan. Misal, soal jarak Lhoong 50 KM ke arah mana? Air terjun persisnya dimana??

    Indra

    ReplyDelete